Selasa, 25 Juni 2013

SHEILA ON 7



Sheila on 7 adalah grup musik Indonesia yang berdiri pada 6 Mei 1996. Grup band ini pada awalnya adalah sekumpulan anak-anak sekolah dari beberapa SMA di Yogyakarta. Di awal berdirinya bersatulah lima anak muda, Duta (vokal) berasal dari SMA 4, Adam (bass) dari SMA 6, Eross (gitar) dari SMA Muhammadiyah I, Sakti (gitar) dari SMA De Britto, dan Anton (drum) berasal dari SMA Bopkri I. Mereka sepakat untuk membentuk sebuah band dan membawakan lagu-lagu dari kelompok Oasis, U2, Bon Jovi, Guns N' Roses, dll. Pada waktu itu juga, mereka telah memiliki beberapa lagu-lagu orisinal karya mereka sendiri dan mereka mencoba untuk memperkenalkan dan membawakan lagu-lagu tersebut dengan penuh rasa percaya diri di berbagai pentas.

Sejarah

Berawal dari Adam dan Sakti yang memiliki band bernama "W.H.Y Gank" mengajak Duta ikut latihan band mereka untuk menjadi vokalis. Duta dipilih berbekal cerita Adam bahwa Adam dan Duta merupakan langganan pengisi acara 17 Agustus-an di komplek perumahan mereka, Duta menyanyi dan Adam bermain gitar akustik.
Berbicara mengenai "W.H.Y Gank" saat itu, Adam dan Sakti masih sering bertukar posisi sebagai bassist dan guitarist tergantung dari lagu yang mereka bawakan. Namun kebetulan band yang beranggotakan Adam, Sakti, Duta, dan seorang drummer bernama Agung ini belum sempat mencicipi panggung musik. Mereka baru sebatas latihan di studio, meng-cover version lagu band-band ternama, dan ikut audisi/seleksi untuk bisa tampil di sebuah acara.
Setahun berselang setelah "W.H.Y Gank" sempat vakum beberapa waktu, berkenalanlah mereka dengan Eross (yang nantinya menjadi lead guitar mereka). Mereka berempat kemudian memutuskan untuk memulai sebuah band baru, dan bertemulah mereka dengan Anton sang pemain drum yang dikenalkan oleh Eross pada saat latihan pertama band ini di studio. Setelah latihan pertama selesai inilah mereka memutuskan untuk menamakan band ini dengan nama "Sheilagank", dan menjadikan tanggal 6 Mei 1996 sebagai hari lahir mereka.
"Sheilagank" sempat malang melintang di pensi-pensi dan festival band SMA se-Jateng DIY selama kurang lebih 2 tahun, hingga pertengahan tahun 1998 akhirnya mereka mendapatkan "kontrak rekaman" pertama mereka dengan pihak label Sony Music Entertaintment Indonesia. Mereka kemudian merubah nama band mereka menjadi "Sheila On 7". Nama "Sheilagank" kemudian digunakan sebagai sebutan bagi pendengar setia karya-karya mereka. "Sheila" sebenarnya diambil dari nama teman SMA Eross yang juga adalah teman SD Adam dan Duta. Alkisah, saat pertama Adam dan Eross berkenalan dulu, Adam memanggil Eross dengan panggilan "temannya Sheila ya ?!", dan Eross pun menjawab "kamu temannya Sheila juga ya ?!", sehingga nama tersebut seringkali disebut dalam perbincangan mereka. Sedangkan "On 7" maksudnya adalah "pada 7 nada yaitu do-re-mi-fa-sol-la-si". Sehingga nama "Sheila On 7" kira-kira artinya adalah teman-temannya "Sheila" yang memainkan 7 nada / memainkan musik.
Sheila On 7 sejak awal kiprahnya di kancah musik Indonesia telah menorehkan banyak sekali prestasi, diantaranya menjadi satu-satunya band Indonesia yang mampu menjual album fisik sebanyak lebih dari satu juta copy, tiga album berturut-turut. Mereka juga memiliki pendengar-pendengar setia di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei.
Namun pada tahun 2004, mereka harus berpisah dengan Anton (drummer) dikarenakan tidak disipilin menurut sang manajer. Saat itu kemudian Brian masuk sebagai additional player mengisi posisi drummer yang ditinggalkan Anton. Brian tampil bersama Sheila On 7 di berbagai tour untuk promo album "Pejantan Tangguh". Album The Very Best of Sheila On 7 (2005) menjadi karir rekaman studio pertama Brian bersama Sheila On 7 sebagai additional player.
Pada tahun 2006, Sheila On 7 juga harus berpisah dengan Sakti karena ia mengundurkan diri di tengah-tengah proses rekaman album "507" dikarenakan keinginan untuk melanjutkan pendidikannya ke Pakistan tak dapat dihentikan. Namun pada saat proses rekaman album "507" itu pulalah Sheila On 7 akhirnya mengangkat Brian menjadi drummer tetap Sheila On 7 hingga sekarang. di tahun 2011 Eross juga sempat mengajak Risky Santoso untuk mengisi Posisi gitaris kedua yang dulu sempat ditinggalkan oleh Sakti,namun Risky sibuk dengan bandnya sendiri dan jarak (Niwa Shady) band asal Tegal Jawa Tengah . Eross dan Risky Santoso dikenalkan oleh salah satu teman dekat Eross Dan Risky. Sheila On 7 sekarang adalah Brian (drum), Eross (guitar), Duta (vocal), dan Adam (bass).
Gaya Musik
Sampai saat ini juga, mereka masih sulit untuk menyebut warna musik apa yang sebenarnya dimainkan. Tetapi satu hal yang jelas adalah bahwa mereka berkeyakinan untuk memainkan “Sheila music”, dimana ide-ide atau kreasi dalam bermusik dimunculkan secara spontan dan menampilkan lirik-lirik yang gampang dicerna serta konsep musik yang sederhana.
Pada awal berdirinya grup ini bernama "Sheila". Tidak lama kemudian, mereka menambahkan kata "Gank", hingga jadilah "Sheila Gank". Namun karena masalah sense, akhirnya nama mereka berganti menjadi "Sheila on 7", "on 7" berarti solmisasi alias 7 tangga nada (do re mi fa sol la si).
Sejak awal grup ini mencoba untuk tampil secara profesional. Dimulai dengan keterlibatan mereka dalam beberapa pentas musik, festival maupun pertunjukan komersil di DIY dan Jawa Tengah, baik di lingkup sekolah, kampus, serta panggung umum. Satu hal yang cukup meyakinkan dan membanggakan adalah keikutsertaan mereka dalam program indie label “Ajang Musikal” (Ajang Musisi Lokal) pada tahun 1997 milik Radio Geronimo 106.1 FM & G-Indie Production yang di inisiasi oleh Teuku Dalin di Yogyakarta, dimana program ini adalah program sindikasi radio yang disiarkan oleh hampir 90 radio swasta di tanah air. Ajang Musikal adalah program radio yang menyiarkan lagu-lagu karya sendiri dari band-band lokal yang belum pernah rekaman komersial.
Dalam program ini mereka mendapat respons yang sangat positif, dimana request dari para pendengar untuk lagu karya mereka sendiri yaitu Kita, menempatkan mereka selama 3 bulan berturut-turut di tangga lagu Ajang Musikal G-Indie 10 pada bulan Maret, April, dan Mei 1997. Seperti yang di katakan oleh Teuku Dalin: "Sheila Gank punya talenta dimana mereka berani menyodorkan lagu-lagu original di panggung lokal, meskipun saat itu masih sepi tepukan, saya yakin mereka adalah trigger bagi grup-grup band di Jogja untuk dapat tiket rekaman komersial di major label. Menunjuk pada hal tersebut, "Sheila on 7" mampu untuk merefleksikan dirinya dan menjadikannya sebagai tolak ukur untuk ke jenjang yang lebih atas lagi yakni rekaman komersial. Dengan penuh keyakinan pula, Sheila on 7 memberanikan diri untuk menawarkan demotape serta proposal ke label Sony Music Indonesia, dan akhirnya kesempatan pun datang dengan dikontraknya Sheila on 7 untuk 8 album dengan sistem royalti.
Diskografi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Diskografi Sheila On 7
Filmografi
Personel
Anggota tetap
Mantan anggota
Additional Player
  • Elang Nuraga - gitaris kedua,dari Band The Finest Tree
  • Inky Santoso/Risky A. Santoso - gitaris kedua,dari Band Niwa Shady
Prestasi Sheila on 7
  • Double Platinum Award (1st Album) - Sony Music Asia ( agustus 1999)
  • Favorite Video Clip "DAN" - VMI Viewer's Choice ( agustus 1999)
  • Video Favorite VIFA MTV Ampuh “Dan” ( september 1999)
  • Favorite Band - MUMU Reader's Choice ( september 1999)
  • Band Terpanjang - Kawanku Award 1999 (oktober 1999)
  • Video Favorite VIFA MTV Ampuh “Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki” ( Oktober 1999)
  • Best Song "DAN" of Pop Category - Anugerah Musik Indonesia (november 1999)
  • Best Producer Sheila on 7-Anugerah Musik Indonesia (november 1999)
  • Best Video Clip "DAN" - Panasonic Award (november 1999)
  • Album Paling Berkilau “Sheila on 7” versi tabloid Bintang Indonesia (november 1999)
  • 10 Bintang Potensial versi tabloid Bintang Indonesia (november 1999)
  • Best Rock Group - HAI Magazine Music Polling (desember 1999)
  • Best New Comer Group - HAI Magazine Music Polling (desember 1999)
  • Best Song "DAN" - HAI Magazine Music Polling (desember 1999)
  • Best Album "Sheila On 7" - HAI Magazine Music Polling (desember 1999)
  • Best Model video “Anugrah Terindah yang pernah Kumiliki” HAI Magazine Music Polling (desember 1999)
  • Song Of the Year Mtv Ampuh “Dan” (Januari 2000)
  • Best New Artist - MTV VMA (Juni 2000)
  • Best New Artist - Kabar Kabari (Juli 2000)
  • 7 Platinum and Special Super Achievement Award (1st Album) - Sony Music Asia(august 2000)
  • The Rocketeer Award - Clear Top 10 Award (september 2000)
  • Band Terlalu - Kawanku Award 2000 (september 2000)
  • The 10 Best Millenist - Bintang Millenia (desember 2000)
  • Bintang MUMU 2000 - Tabloid musik MUMU (desember 2000)
  • Song Of the Year Mtv Ampuh “Dan” (Januari 2001)
  • Best Pop Group - HAI Magazine Music Polling (januari 2001)
  • Most Favorite Band - Musikamu Polling (januari 2001)
  • No.1 Hits of the World “Kisah klasik Untuk Masa Depan” Billboard chart Malaysia(Februari 2001)
  • Video klip terbaik Bulanan “Sephia” VMI 2001
  • Video klip favorit Bulanan “Sephia” VMI 2001
  • Platinum Award (2nd Album) - Sony Music Malaysia (maret 2001)
  • Best Pop Band - PAMI Award (maret 2001)
  • Ten Times Platinum - Sony Music Indonesia (mei 2001)
  • Most Favorite Band or Group or Duo - Penghargaan MTV Indonesia 2001(juni 2001)
  • Best Model Clip “Sephia” MTV Video Music Awards 2001
  • Band Paling Ngetop - SCTV Award 2001 (Agustus 2001)
  • The Coolest Duo or Group - Clear Top 10 Award (September 2001)
  • The Fabulous Album "Kisah Klasik Untuk Masa Depan" - Clear Top 10 Award (September 2001)
  • Lagu Terbaik "SEPHIA" Kategori Pop Progressive - AMI SHARP AWARD 2001 (Oktober 2001)
  • Lagu Terbaik "SEPHIA" Kategori Best Of The Best - AMI SHARP AWARD 2001 (Oktober 2001)
  • Lagu anak-anak terbaik "Jangan takut gelap" feat Tasya AMI SHARP AWARD 2001 (Oktober 2001)
  • Penyanyi anak-anak terbaik "Jangan takut gelap" feat Tasya AMI SHARP AWARD 2001(Oktober 2001)
  • Anugerah Khas Bintang Popular - Anugerah Bintang Popular Malaysia 2001 (November 2001)
  • Bintang Paling Berkilau 2001Tabloid Bintang Indonesia 2001
  • Album Paling Berkilau 2001 “Kisah klasik untuk masa depan” Tabloid Bintang Indonesia 2001
  • Band Terlempar - Kawanku Award 2001 (Desember 2001)
  • Duo/Kumpulan Paling Popular - Anugerah Planet Music 2002 di Singapore (Januari 2002)
  • Penerima Royalty Tertinggi Di Indonesia dari Yayasan Karya Cipta Indonesia (Juni 2002)
  • Tokoh Pengangkat Citra Yogya "Sheila On 7"Anugerah Andrawina Kedaulatan Rakyat 2002
  • Album Pop terbaik 07 des AMI AWARDS 2002
  • Album Rekaman Terbaik 07 des AMI AWARDS 2002
  • Penata rekaman terbaik "Seberapa Pantas" Sheila On 7 AMI AWARDS 2002
  • Produser Rekaman terbaik "Seberapa Pantas" Sheila On 7 AMI AWARDS 2002
  • Album Paling Berkilau 2002 “07 des” Tabloid Bintang Indonesia 2002
  • Vokal pilihan berkumpulan/Duo - Anugerah Era Malaysia 2003 (Januari 2003)
  • Penyanyi/Band Paling Ngetop SCTV Music Awards 2003 (April 2003)
  • Lagu Paling Ngetop "Seberapa Pantas" SCTV Music Awards 2003 (April 2003)
  • Video Klip Paling Ngetop "Seberapa Pantas" SCTV Music Awards 2003 (April 2003)
  • Kumpulan Paling Popular ANUGERAH PLANET MUZIK MALAYSIA 2003
  • Duo/Kumpulan Terbaik ANUGERAH PLANET MUZIK MALAYSIA 2003
  • Album terbaik (07 Des) ANUGERAH PLANET MUZIK MALAYSIA 2003
  • Best Pop Act -Polling Musik Majalah HAI 2004
  • Best Album "07 Des" Polling Musik Majalah HAI 2004
  • Lagu Pop Alternatif terbaik "Pejantan Tangguh" AMI AWARDS 2004
  • Group Pop Alternatif Terbaik " Pejantan Tangguh" AMI AWARDS 2004
  • Album Pop Alternatif terbaik" Pejantan Tangguh" AMI AWARDS 2004
  • Album Terbaik (Best of the best)" Pejantan Tangguh" AMI AWARDS 2004
  • Lagu Original Motion Picture Terbaik “Melompat Lebih Tinggi” AMI AWARDS 2004
  • Peramu Rekaman Terbaik "Pejantan Tangguh" AMI AWARDS 2004
  • Produser Rekaman Terbaik "Pejantan Tangguh" AMI AWARDS 2004
  • Album Paling Berkilau 2004 “30 Hari Mencari Cinta” Bintang Indonesia 2004
  • Best Video klip " Pejantan Tangguh" Polling Majalah HAI 2005
  • Duo/Kumpulan Terbaik ANUGERAH PLANET MUZIK SINGAPURA 2005
  • Lagu Terbaik (Berhenti Berharap) ANUGERAH PLANET MUZIK SINGAPURA 2005
  • Album Indonesia Terbaik (30 Hari Mencari Cinta) Anugerah Industri Muzik MALAYSIA 2005
  • Break the Record MURI Launching album serentak di 100 radio di Indonesia 2006
  • Penghargaan Sebagai Pencipta Lagu Nasional "Bendera"-Eross Chandra- KemMenpora 2006
  • Gitaris terbaik “Eross Chandra” TAKE AMI AWARDS 2006
  • 150 Album Indonesia Terbaik Sepanjang Masa "Sheila on 7" Rolling Stone Indonesia 2007
  • 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa "Dan" Rolling Stone Indonesia 2009
  • 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa "Bendera" Rolling Stone Indonesia 2009
  • 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa "Melompat Lebih Tinggi" RollingStone 2009
  • Pemenang Class Music Heroes –Talk Less Do More Award 2009
  • The 50 Greatest Indonesian Drummers “Brian Kresno Putro” Rollingstone Indonesia (November 2010)
  • Best Pop Group - Polling Musik Hai 2010
  • Platinum Award album ” Berlayar” Sony Music Indonesia 2011
  • Best Album “Berlayar” Polling Musik Hai 2011
  • Best Album 2011 "Berlayar" Rollingstone Indonesia Desember 2011
  • Gitaris Indonesia pertama yang merilis Gitar Fender Signature “Eross Chandra” (Maret 2012)
Video klip musik
SUMBER :  http://id.wikipedia.org/wiki/Sheila_on_7

Jumat, 07 Juni 2013

Profil Benyamin Sueb



Benyamin Sueb (lahir di Kemayoran, Japemeran, pelawak, sutradara dan penyanyi Indonesia. Benyamin menghasilkan lebih dari 75 album musik dan 53 judul film.karta, 5 Maret 1939 – meninggal di Jakarta, 5 September 1995 pada umur 56 tahun)



http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/8/88/Benyamin_Sueb.jpg 

Biografi 

Celetukan "muke lu jauh" atau "kingkong lu lawan" pasti mengingatkan masyarakat pada Benyamin Sueb. Sejak kecil, Benyamin Sueb sudah merasakan getirnya kehidupan. Bungsu delapan bersaudara pasangan Suaeb-Aisyah kehilangan bapaknya sejak umur dua tahun. Karena kondisi ekonomi keluarga yang tak menentu, si kocak Ben sejak umur tiga tahun diijinkan ngamen keliling kampung dan hasilnya buat biaya sekolah kakak-kakaknya. Benyamin sering mengamen ke tetangga menyanyikan lagu Sunda Ujang-Ujang Nur sambil bergoyang badan. Orang yang melihat aksinya menjadi tertawa lalu memberikannya recehan 5 sen dan sepotong kue sebagai "imbalan".
Penampilan Benyamin kecil memang sudah beda, sifatnya yang jahil namun humoris membuat Benyamin disenangi teman-temannya. Seniman yang lahir di Kemayoran, 5 Maret 1939 ini sudah terlihat bakatnya sejak anak-anak.
Bakat seninya tak lepas dari pengaruh sang kakek, dua engkong Benyamin yaitu Saiti, peniup klarinet dan Haji Ung, pemain Dulmuluk, sebuah teater rakyat - menurunkan darah seni itu dan Haji Ung (Jiung) yang juga pemain teater rakyat di zaman kolonial Belanda. Sewaktu kecil, bersama 7 kakak-kakaknya, Benyamin sempat membuat orkes kaleng.
Benyamin bersama saudara-saudaranya membuat alat-alat musik dari barang bekas. Rebab dari kotak obat, stem basnya dari kaleng drum minyak besi, keroncongnya dari kaleng biskuit. Dengan "alat musik" itu mereka sering membawakan lagu-lagu Belanda tempo dulu.
Kelompok musik kaleng rombeng yang dibentuk Benyamin saat berusia 6 tahun menjadi cikal bakal kiprah Benyamin di dunia seni. Dari tujuh saudara kandungnya, Rohani (kakak pertama), Moh Noer (kedua), Otto Suprapto (ketiga), Siti Rohaya (keempat), Moenadji (kelima), Ruslan (keenam), dan Saidi (ketujuh), tercatat hanya Benyamin yang memiliki nama besar sebagai seniman Betawi. Benyamin memulai Sekolah Dasar (dulu disebut Sekolah Rakyat) Bendungan Jago sejak umur 7 tahun. Sifatnya yang periang, pemberani, kocak, pintar dan disiplin, ditambah suaranya yang bagus dan banyak teman, menjadikan Ben sering ditraktir teman-teman sekolahnya.
SD kelas 5-6 pindah ke SD Santo Yusuf Bandung. SMP di Jakarta lagi, masuk Taman Madya Cikini. Satu sekolahan dengan pelawak Ateng. Di sekolah Taman Madya, ia tergolong nakal. Pernah melabrak gurunya ketika akan kenaikan kelas, ia mengancam, "Kalau gue kagak naik lantaran aljabar, awas!" Lulus SMP ia melanjutkan SMA di Taman Siswa Kemayoran. Sempat setahun kuliah di Akademi Bank Jakarta, tapi tidak tamat.
Baru setelah menikah dengan Noni pada 1959 (mereka bercerai 7 Juli 1979, tetapi rujuk kembali pada tahun itu juga), Benyamin kembali menekuni musik. Bersama teman-teman sekampung di Kemayoran, mereka membentuk Melodyan Boy. Benyamin nyanyi sambil memainkan bongo. Bersama bandnya ini pula, dua lagu Benyamin terkenang sampai sekarang, Si Jampang dan Nonton Bioskop.

Karier 

Benyamin Mengaku tidak punya cita-cita yang pasti. Tergantung kondisi, kata penyanyi dan pemain film yang suka membanyol ini. Benyamin pernah mencoba mendaftar untuk jadi pilot, tetapi urung gara-gara dilarang ibunya.
Ia akhirnya jadi pedagang roti dorong. Pada tahun 1959, ia ditawari bekerja di perusahaan bis PPD, langsung diterima. Tidak ada pilihan lain, katanya. Pangkatnya cuma kenek, dengan trayek Lapangan BantengwPasar Rumput. Itu pun tidak lama. Habis, gaji tetap belum terima, dapat sopir ngajarin korupsi melulu, tuturnya. Korupsi yang dimaksud ialah, ongkos penumpang ditarik, tetapi karcis tidak diberikan. Ia sendiri mula-mula takut korupsi, tetapi sang sopir memaksa. Sialnya, tertangkap basah ketika ada razia. Benyamin tidak berani lagi muncul ke pool bis PPD. Kabur, daripada diusut.
Sebenarnya selain menekuni dunia seni, Benyamin juga sempat menimba ilmu dan bekerja di lahan yang ‘serius’ diantaranya mengikuti Kursus Lembaga Pembinaan Perusahaan dan Pembinaan Ketatalaksanaan (1960), Latihan Dasar Kemiliteran Kodam V Jaya (1960), Kursus Administrasi Negara (1964), bekerja di Bagian Amunisi Peralatan AD (1959-1960), Bagian Musik Kodam V Jaya (1957-1969), dan Kepala Bagian Perusahaan Daerah Kriya Jaya (1960-1969).

Awal karier
Kesuksesan dalam dunia musik diawali dengan bergabungnya Benyamin dengan satu grup Naga Mustika. Grup yang berdomisili di sekitar Cengkareng inilah yang kemudian mengantarkan nama Benyamin sebagai salah satu penyanyi terkenal di Indonesia.
Duet dengan Ida Royani
Selain Benyamin, kelompok musik ini juga merekrut Ida Royani untuk berduet dengan Benyamin. Dalam perkembangannya, duet Benyamin dan Ida Royani menjadi duet penyanyi paling popular pada zamannya di Indonesia. Bahkan lagu-lagu yang mereka bawakan menjadi tenar dan meraih sukses besar. Sampai-sampai Lilis Suryani salah satu penyanyi yang terkenal saat itu tersaingi.
Gambang kromong
Orkes Gambang Kromong Naga Mustika dilandasi dengan konsep musik Gambang Kromong Modern. Unsur-unsur musik modern seperti organ, gitar listrik, dan bass, dipadu dengan alat musik tradisional seperti gambang, gendang, kecrek, gong serta suling bambu.
Setelah Orde Lama tumbang, yang ditandai dengan munculnya Soeharto sebagai presiden kedua, musik Gambang Kromong semakin memperlihatkan jatidirinya. Lagu seperti Si Jampang (1969) sukses di pasaran, dilanjutkan dengan lagu Ondel-Ondel (1971).
Lagu-lagu lainnya juga mulai digemari. Tidak hanya oleh masyarakat Betawi tetapi juga Indonesia. Kompor Mleduk, Tukang Garem, dan Nyai Dasimah adalah sederetan lagunya yang laris di pasaran. Terlebih setelah Bang Ben berduet dengan Bing Slamet lewat lagu Nonton Bioskop, nama Benyamin menjadi jaminan kesuksesan lagu yang akan ia bawakan.
Paska duet dengan Ida Royani
Setelah Ida Royani hijrah ke Malaysia tahun 1972, Bang Ben mencari pasangan duetnya. Ia menggaet Inneke Koesoemawati dan berhasil merilis beberapa album, di antaranya "Nenamu" dengan tembang andalan seperti Djanda Kembang, Semut Djepang, Sekretaris, Penganten Baru dan Pelajan Toko.
Dunia film
Lewat popularitas di dunia musik, Benyamin mendapatkan kesempatan untuk main film. Kesempatan itu tidak disia-siakan. Beberapa filmnya, seperti Banteng Betawi (1971), Biang Kerok (1972), Intan Berduri serta Si Doel Anak Betawi (1976) yang disutradari Syumanjaya, semakin mengangkat ketenarannya. Dalam Intan Berduri, Benyamin mendapatkan piala Citra sebagai Pemeran Utama Terbaik.
Akhir karier
Pada akhir hayatnya, Benyamin juga masih bersentuhan dengan dunia panggung hiburan. Selain main sinetron/film televisi (Mat Beken dan Si Doel Anak Sekolahan) ia masih merilis album terakhirnya dengan grup Rock Al-Haj bersama Keenan Nasution. Lagu seperti Biang Kerok serta Dingin-dingin menjadi andalan album tersebut.

Kontribusi terhadap gambang kromong 

Dalam dunia musik, Bang Ben (begitu ia kerap disapa) adalah seorang seniman yang berjasa dalam mengembangkan seni tradisional Betawi, khususnya kesenian Gambang Kromong. Lewat kesenian itu pula nama Benyamin semakin popular. Tahun 1960, presiden pertama Indonesia, Soekarno, melarang diputarnya lagu-lagu asing di Indonesia. Pelarangan tersebut ternyata tidak menghambat karier musik Benyamin, malahan kebalikannya. Dengan kecerdikannya, Bang Ben menyuguhkan musik Gambang Kromong yang dipadu dengan unsur modern.

Meninggal dunia 

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/95/Grave_of_Benyamin_Sueb%2C_Karet_Bivak_Cemetery.jpg/220px-Grave_of_Benyamin_Sueb%2C_Karet_Bivak_Cemetery.jpg
http://bits.wikimedia.org/static-1.22wmf4/skins/common/images/magnify-clip.png
Makam Benyamin di TPU Karet Bivak, Jakarta
Benyamin yang telah empat belas kali menunaikan ibadah haji ini meninggal dunia setelah koma beberapa hari seusai main sepak bola pada tanggal 5 September 1995, akibat serangan jantung. Benyamin dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta. Ini dilakukan sesuai wasiat yang dituliskannya, agar dia dimakamkan bersebelahan dengan makam Bing Slamet yang dia anggap sebagai guru, teman, dan sosok yang sangat memengaruhi hidupnya.

Pendidikan
  • Sekolah Rakyat Bendungan Jago Jakarta (1946-1951), SD Santo Yosef Bandung (1951-1952)
  • SMPN Taman Madya Cikini, Jakarta (1955)
  • SMA Taman Siswa, Jakarta (1958)
  • Akademi Bank Jakarta (Tidak tamat) ; Kursus Lembaga Pembinaan Perusahaan & Ketatalaksanaan (1960)
  • Latihan Dasar Kemiliteran Kodam V Jaya (1960)
  • Kursus Lembaga Administrasi Negara (1964)
Pengalaman kerja
  • Kondektur PPD (1959)
  • Bagian Amunisi Peralatan AD (1959-1960)
  • Bagian Musik Kodam V Jaya (1957-1968)
  • Kepala Bagian Perusahaan Daerah Kriya Jaya (1960-1969)
  • Produser dan Sutradara PT Jiung -Film (1974-1979)
Bens Radio 106.2 FM 

Benyamin S mendirikan Radio FM dengan nama Bens Radio. Didirikan oleh H. Benyamin S, pada 5 Maret 1990. BENS RADIO adalah unit ETNIKOM NETWORK dengan format radio etnik, yaitu radio yang menggali potensi budaya Betawi, agar audience dapat merasakan budayanye sendiri, berkesenian dengan tradisinye sendiri, bertutur dan berdialog dengan bahasanya sendiri
Budaya dan etnik betawi terus menerus berdaptasi dengan perubahan jaman, seiring dengan perubahan karakter audience dan percepatan teknologi serta gaya hidup. Program radio etnik dikemas dalam balutan kreatif budaya masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang.

Penghargaan
H.Benyamin Suaeb mendapat penghargaan Bintang Budaya Parama Dharma dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 8 November 2011
Keluarga 

Benyamin menikah dua kali. Pertama dengan Nonnie pada tahun 1959 (kemudian bercerai pada tanggal 7 Juli 1979 namun rujuk kembali pada tahun yang sama).Lalu cerai kembali dan menikah dengan Alfiah
Hj. Nonnie memberinya lima anak:
  • Beib Habbani
  • Bob Benito
  • Biem Triani
  • Beno Rahmat
  • Beni Pandawa
Sedangkan anak - anak dari isteri , Alfiah, adalah :
  • Bayi Nurhayati
  • Billy Sabila
  • Bianca Belladina
  • Belinda Syahadati amri
  •  
Diskografi
Solo
  1. Kancil Kesasar/Kue Onde (Mesra Records)
  2. Si Jampang (Melodi Record)
  3. Oom Senang (Mesra Record)
  4. Brang Breng Brong (Diamond Record)
  5. Jangkrik Genggong (Mutiara Record)
  6. Apollo (Indah Records)
  7. Tukang Tuak (Undah Records)
  8. Nonton Pecoen (Remaco)
  9. Keluarga Gila (Remaco)
  10. Tukang Sado (Remaco)
  11. Tukang Becak (Remaco)
  12. Terus Turun (Remaco)
  13. Steambath (Remaco)
  14. Dul-Dul Tjak (Mutiara Records)
  15. Patjaran (Indah Records)
  16. Ngupi (Remaco)
  17. Nyari Kutu (Indah Records)
  18. Tukang Loak (Indah Records)
  19. Ngibing (J&B)
  20. Maredel (Remaco)
  21. Mak Minta Makan Mak (Remaco)
  22. Anak Sekarang (Remaco)
  23. Blues Kejepit Pintu (Remaco)
  24. Bul Bul Efendi (Irama Tara)
  25. Kicir-Kicir (Remaco)
  26. Asal Nguap (Indah Records)
  27. Makan (Remaco)
  28. Main Congklak (Irama Tara)
  29. Ketemu Bayi Tabung (Irama Tara)
  30. Soraya (Fila Records)
  31. Telepon Cinta (Insan Record/RCA)
  32. Martabak (Insan Record)
  33. Ngibing Betawi (Varia Nada Utama)
  34. Cintaku Berat di Ongkos (Virgo Ramayana Records)
  35. Assoy (Ben's Records)
  36. Duit (Mutiara Records)
  37. Bayi Tabung (Insan Records)
  38. Mat Codet (Irama Asia)
  39. Tua-Tua Komersiel (Gesit Records)
  40. Saya Bilang (Abadi Records)
  41. Telepon Umum (Purnama Records)
  42. Belajar Membaca (Irama Asia)
  43. Nostalgila (Asia Records)
  44. Sang Kodok (BBB)
  45. Biang Kerok Bersama Al Haj (Virgo Ramayana/Ben's Records)
  1. Artis Legendaris Benyamin S. (GNP Music)[1]
  2. Rock n Blues Benyamin S. (GNP Music)[2]
  3. Platinum Benyamin S. (GNP Music)[3]
Duet
  1. Indehoy bersama Rossy (Mesra Records)
  2. Tukang Solder bersama Rossy (Diamond Records)
  3. Es Tape bersama Rossy (Indah Records)
  4. Tukang Loak bersama Lilis Suryani (Remaco)
  5. Ngelamar bersama Rita Zahara (Indah Records)
  6. Tukang Duren bersama Rita Zahara (Indah Records)
  7. Tukang Kridit bersama Ida Royani (Indah Records)
  8. Siapa Punya bersama Ida Royani (Indah Records)
  9. Begini Begitu bersama Ida Royani (Indah Records)
  10. Tukang Delman bersama Ida Royani (Indah Records)
  11. Si Mirah Jande Marunde bersama Ida Royani (Indah Records)
  12. Yang Paling Enak bersama Ida Royani (Dian Records)
  13. Dunia Terbalik bersama Ida Royani (Dian Records)
  14. Anak Bapak bersama Ida Royani (Remaco)
  15. Di Sini Aje bersama Ida Royani (Remaco)
  16. Item Manis bersama Ida Royani (Remaco)
  17. Tukang Tape bersama Ida Royani (Irama Mas)
  18. Perkutut bersama Ida Royani (Remaco)
  19. Lampu Merah bersama Ida Royani (Remaco)
  20. Lampu Merah II bersama Ida Royani (Remaco)
  21. Cinta tak Terbatas bersama Ida Royani (Remaco)
  22. Aturan Asyik bersama Ida Royani (Remaco)
  23. Ketemu Lagi bersama Ida Royani (Remaco)
  24. Jampang and His Wife bersama Inneke Kusumawati (Remaco)
  25. Janda Kembang bersama Inneke Kusumawati (Remaco)
  26. Semut Jepang bersama Inneke Kusumawati (Remaco)
  27. Monyet Nangkring bersama Inneke Kusumawati (Remaco)
  28. Dokter bersama Inneke Kusumawati (Mutiara)
  29. Mancing Lindung bersama Herlina Effendy (Remaco)
  30. Cong-Cong Balicong bersama Herlina Effendy (Remaco)
  31. Muhammad Ali bersama Herlina Effendy (Remaco)
  32. Sumur Pompa bersama Herlina Effendy (Remaco)
  33. Raport Merah bersama Herlina Effendy (Remaco)
  34. Apanya Dong bersama Euis Darliah (DD Records)
  35. Apanya Dong II bersama Euis Darliah (DD Records)
  36. Dicoba Dong bersama Euis Darliah (DD Records)
  37. Tukang Sate bersama Beno Benyamin (Remaco)
Lawak
  1. Warung Jakarte (ABC Records)
  2. Bergurau dan Bernyanyi Bersama Eddy Sud (Purnama Records)
  3. Paling Enak Bersama Eddy Sud (Purnama Records)
  4. Sepak Bola Bersama Eddy Sud (Purnama Records)
  5. Gepeng Menantu Benyamin bersama Srimulat (Pratama Records)
Soundtrack
  1. Akhir Sebuah Impian (Musica Studios)
  2. Koboi Ngungsi (Remaco)
Kompilasi
  1. Parade 68 (Mesra Records)
  2. Tak Mau Dimadu (Remaco)
  3. Dunia Masih Lebar (Remaco)
  4. Ke Pantai Florida (Mutiara)
  5. Kompal Kampil (Remaco)
  6. Pijitin (Remaco)
  7. Artis JK Records (JK Records)
  8. In Memoriam Benyamin S (Musica Studio)
  9. Juki (Musica Studios)
  10. 100% Gambang Kromong Vol. 1 (GNP Music)



Filmografi 

(Nama sutradara ditulis dalam kurung)
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1981
1983
1984
1988
1992
Program TV
  • Benjamin Show TPI (1993-1995)
  • Glamor TVRI (1994-1995)
Sinetron
1993
1994
  • Mat Beken
Referensi
1.      ^ a b http://www.bensradio.com/?page_id=15 Bens Radio
Pranala luar
·         (Indonesia) Fans Site berisi foto, lagu, artikel
·         (Indonesia) biografi di Tokoh Indonesia
·         (Inggris) Database Film Benyamin, dari Word Index Film
·         (Indonesia) http://tembangpribumi.multiply.com
Penghargaan dan prestasi
Didahului oleh:
Ratno Timoer
Film : Cinta
(1976)
Digantikan oleh:
Kaharuddin Syah
Film : Letnan Harahap
(1978)
Didahului oleh:
Soekarno M. Noor
Film : Dibalik Tjahaja Gemerlapan
(1960)
Digantikan oleh:
Kusno Sudjarwadi
Film : Rio Anakku
(1974)