FAKULTAS ILMU KOMPUTER &
TEKNOLOGI INFORMASI
MAKALAH BAHASA INDONESIA 2
Nama
: Ari Agus Setiawan
NPM : 11111070
Kelas : 3 KA 03
UNTUK MELENGKAPI TUGAS BAHASA INDONESIA 2
UNIVERSITAS GUNADARMA
2013
i
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah rahmat petunjuk dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan
Makalah ini. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia
sampai akhir jaman.
Adapun
Penulisan Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas kedua Bahasa Indonesia
(softskill).
Assallammualaikum Wr Wb.
Depok, November 2013
Ari Agus Setiawan
ii
DAFTAR ISI
Halaman judul
............................................................................. i
Kata pengantar
............................................................................. ii
Daftar isi
......................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1
A.
Latar Belakang
Masalah ........................................................ 1
B.
Ruang Lingkup
...................................................................... 1
C.
Tujuan
Penulisan .................................................. ................ 1
BAB II MATERI
.......................................................................... 2
BAB III PENUTUP
...................................................................... 7
A.
Kesipulan
................................................................................
7
B.
Saran
....................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………… 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Awal masuk sekolah pasti
ada MOS yaitu Masa Orientasi Siswa. Aku menginjak ke SMP, bersama teman-teman
SD ku dulu aku berkumpul dan membicarakan tentang MOS. “Gadis…,” begitu
teman-teman memanggilku. “teman-teman,” kataku menghampiri mereka. “kamu gugus
mana?” tanya Vhe, temanku. “ini aku cari-cari namaku gak ketemu-ketemu,” kataku
mengusap keringat yang membasahi wajahku. “ya udah kita cari sama-sama yuk,”
ajak Ze, temenku. Kami bertiga mencari namaku yang semenjak tadi tak
ketemu-ketemu. “Gadis, sini deh,” kata Ze memanggilku. “ada namaku?” tanyaku
penasaran. “ini nih kita satu gugus, Gadis Grittenatha Gladia, Zeazahra
Modhyantias, Vhealovin Jhuastian,” kata Ze membaca nama kita bertiga. “wah,
hebat kau Ze. Dari tadi aku cari-cari gak ketemu,” kataku memuji Ze. “ya udah
kita masuk yuk,” ajak Vhe.
B. RUANG LINGKUP
Penulis hanya membahas tentang awal
mula gadis jatuh cinta kepada reza. Tetapi pada akhirnya gadis mengetahui bahwa
reza telah memiliki pacar.
C. TUJUAN PENULISAN
Bertujuan untuk
membantu para pembaca agar lebih memahami isi cerpen tersebut dan belajar cara
mengikhlaskan seseorang.
1
BAB II
MATERI
DIA BUKAN UNTUKKU
Awal masuk sekolah pasti
ada MOS yaitu Masa Orientasi Siswa. Aku menginjak ke SMP, bersama teman-teman
SD ku dulu aku berkumpul dan membicarakan tentang MOS. “Gadis…,” begitu
teman-teman memanggilku. “teman-teman,” kataku menghampiri mereka. “kamu gugus
mana?” tanya Vhe, temanku. “ini aku cari-cari namaku gak ketemu-ketemu,” kataku
mengusap keringat yang membasahi wajahku. “ya udah kita cari sama-sama yuk,”
ajak Ze, temenku. Kami bertiga mencari namaku yang semenjak tadi tak
ketemu-ketemu. “Gadis, sini deh,” kata Ze memanggilku. “ada namaku?” tanyaku
penasaran. “ini nih kita satu gugus, Gadis Grittenatha Gladia, Zeazahra
Modhyantias, Vhealovin Jhuastian,” kata Ze membaca nama kita bertiga. “wah,
hebat kau Ze. Dari tadi aku cari-cari gak ketemu,” kataku memuji Ze. “ya udah
kita masuk yuk,” ajak Vhe.
Hari pertama MOS itu
sangat membosankan bagiku. Apa lagi harus berpanas-panasan untuk upacara
pembukaan MOS. Banyak korban pingsan di lapangan sekolah itu. Tenggorokanku
mulai kering dan sungguh membuat kepalaku menjadi pusing. Tak lama, aku merasa
sudah tak berdaya dan jatuh pingsan. Tak lama aku membuka kedua mataku dan
ternyata aku berada di UKS sekolah. Bersama anggota PMR yang menjadi kakak
kelasku waktu itu. Aku masih lemas untuk beranjak dari tempat tidur. Dua
sahabatku datang menjengukku. Dan aku di tuntutnya untuk berjalan menuju kelas.
Sampai di kelas aku
menerima materi awal-awal perkenalan. Kutatap wajah seorang cowok yang berada
di seberang mejaku saat itu. Sebelum materi di mulai, absensi siswa MOS saat
itu di percepat. Berpasang-pasangan. Dan tak kusangka namaku dipanggil dan
cowok yang berada di sampingku tadi juga maju dan ternyata dia bernama
Arezaldhi Birasanjaya. Setelah tanda tangan kehadiran, kami kembali ke tempat
duduk semula.
2
Materi pembelajaran
untuk jam pertama sudah usai saatnya istirahat. Aku, Vhe, dan Ze menyergap
kantin sekolah dan berdesak-desakan. Dan kulihat lagi cowok yang mempunyai nama
Arezaldhi Birasanjaya sedang asyiknya ngobrol dengan teman barunya di depan
kelas. Sepertinya aku merasakan yang namanya cinta pada pandangan pertama.
Sudah 15 menit waktu untuk istirahat. Waktunya masuk kembali untuk bermain dan
belajar.
MOS sudah berjalan tiga
hari. Hari ini adalah hari terakhir MOS. Dengan aturan hari ini, aku memakai
kaos kaki berbeda warna, dengan rambut yang di kucir sangat banyak seperti
orang gila. Semua murid MOS mengikuti upacara penutupan MOS. Hari yang panas.
Terasa seperti di panggang. Banyak korban pingsan di lapangan itu. Akhirnya
upacara penutupan MOS dipercepat.
Hari ini adalah hari
pertama aku masuk sekolah. Bisa bertemu banyak teman baru. Mereka semua baik
kepadaku. Saat aku berkenalan dengan salah satu temanku yang bernama Algea
Radista, mataku teralihkan oleh satu sosok yang mungkin pernah aku kenal. Saat
ku tatap pekat wajahnya ternyata dialah Arezaldhi Birasanjaya. “Dia kan,”
gumamku dalam hati. “halo?Kenapa melongo gitu Dis?” tanya Gea sambil
melambai-lambaikan tanganya di depan wajahku. “emm,” aku tersentak olehnya.
“kenapa?” tanya Gea penasaran. “oh, ga… gak pa… papa,” kataku gagap. Gea
memandangiku dengan wajah bingung. Seperti otaknya penuh dengan tanda tanya.
“Gadis…,” sapa Ze dan Vhe. “ehh kalian,” kataku memandang Ve dan Zhe. Vhe dan
Ze tersenyum manis kepada Gea. “ini Gea,” kataku memperkenalkan. “aku Vhe,”
kata Vhe memperkenalkan dirinya. “aku Ze,” kata Ze juga memperkenalkan dirinya.
“so beautiful,” kata Vhe memuji kecantikan Gea. “thank you very much,” kata Gea
menjawab pujian Vhe dengan malu.
3
Aku, Vhe, Ze, dan Gea
sudah berteman sangat lama. Sudah lima bulan aku masuk di kelas 7 C.
Bersama-sama dengan ketiga sahabatku itu. Tiba-tiba perbincanganku tersentak
oleh sosok cowok yang memasuki kelasku. Dia…… Dia…… “Dis, kenapa melongo?”
gertak Ze. “eemm, eh, eng… enggak papa,” kataku gugup. “kenapa sih?” tanya Gea.
“iya, pelit banget gak mau ngasih tau,” tanya Vhe semakin mendesak. Mereka
bertiga melihatku memandangi Arezaldhi sejak tadi. “oo, itu toh yang buat kamu
melongo,” ucap Gea menggentakkan jantungku. “siapa, mana?” kataku
bertanya-tanya dengan ragu. “itu tuh,” kata Gea menyenggol lenganku dan melirik
Arezaldhi. “apaan?”. “sok gak tau nih,” gertak Gea lagi. Aku semakin salah
tingkah dibuatnya. Sosok cowok itu pun pergi meninggalkan kelasku. “siapa
emangnya?” tanya Vhe dan Ze bersamaan. “Arezaldhi,” kata Gea. “kamu suka ya
Dis?” tanya Ze ingin tau. “sok tau kamu Ge,” kataku. “uhuui, jatoh ci’inta
agi,” ledek Ze. “apaan sih kalian?” kataku meninggalkan mereka bertiga yang
semakin meledekku.
Suatu hari acara ulang
tahun sekolahku. Setiap kelas harus menampilkan minimal satu pementasan. Semua
teman kelasku memilihku untuk menyanyi solo. Tapi aku seorang remaja yang demam
panggung. Dan aku pun ditemani oleh Gea yang suaranya lumayan bagus walaupun
nggak sebagus suaraku… hehehe J. Malam ulang tahun itu tiba yang memang
bertepatan dengan hari ulang tahunku. “grogi aku Ge,” kataku sambil gemeteran.
“enjoy saja Dis,” kata Gea memberiku semangat. “aku bener-bener demam
panggung,” kataku dengan keringat dingin. “nanti ada Reza kan yang ngeliat?”
ejek Gea. “jadi nama panggilanya Reza,” kataku sedikit tersenyum. “iya.” Hari
yang membuatku di selimuti oleh kegerogian yang luar biasa. Karena aku dan Gea
akan mewakili kelasku untuk memberikan penampilan yang terbaik.
4
Acara itu pun dimulai.
Dimulai dari kelas 9 lalu dilanjutkan kelas 8 lalu menuju kelas 7. Penampilan
yang begitu spektakuler telah ditampilkan dengan penuh semangat. Beribu-ribu
tepuk tangan mengiri suasana tersebut. Tiba giliran kelas 7 C yang menampilkan
aktrasinya. Jantungku semakin berdebar dengan kencang. Keringat bercucuran ke
seluruh badan. Dengan genggaman erat tangan Gea aku dengan gugupnya menaiki
panggung dan mengecek mikrofon. Tepuk tangan pun mulai terdengar. Seolah aku
tak bisa membayangkan diriku nanti. Dentuman musik R&B mulai terdengar.
Dalam hitungan detik syair lagu akan mulai dinyanyikan. Gea dengan semangat dan
PD-nya menari-nari happy, sedangkan aku … ????
Keringat bercucuran dari
tubuhku. Keringat dingin menyelimuti seluruh tubuhku. Dengan perasaan yang tak
karuan aku mulai melantunkan lagu kesukaanku itu. Siswa-siswa bertepuk tangan
lama kelamaan aku merasa semakin enjoy. Saat aku menyanyi, aku melihat Reza
tersenyum kepadaku. Aku membalas senyumanya yang tak kalah manis hehe J. Lagu
itu pun usai ku nyanyikan. Pertunjukan kurang dua kelas lagi. Ada yang dans,
drama, nyanyi, pelawak, sampai dengan band.
Hari itu hari yang
menyenangkan bagiku. Melihat ia tersenyum kepadaku membuatku semakin
bersemangat. “Gadis,” sapa Ze. “Eh, Ze. Yang lain kemana?” kataku balik tanya.
“tuh,” kata Ze menunjuk Vhe dan Gea. Vhe dan Gea melambaikan tanganya kepadaku
dan Ze. Tiba-tiba Ze menarik tanganku meninggalkan tempat itu. “Gadis, Ze. Mau
kemana?” tanya Gea. “bentar aja,” teriak Ze dari kejauhan. Gea mengajakku ke
tempat yang sepi, dan Ze tampak serius memandangku. “apa kamu bener suka Reza?”
tanya Ze menatap kedua mataku. Aku tidak tau harus berkata apa. Semua kebingunan
merasuki otakku. Aku terdiam mematung. “iya,” kataku lirih.
5
“aku punya informasi
tentang si Reza itu,” ungkap Ze. “info apa?” tanyaku kebingungan. “dia sudah
mempunyai pacar,” kata Ze berbisik kepadaku. “kamu tau dari siapa?” tanyaku
sedih. “kamu tau Viona Adelima kan?” kata Ze menguatkan. “ya.” “dialah
pacarnya,” kata Ze. Aku sedikit ragu dan meneteskan air mata. “kenapa aku
mencintai orang yang salah selama ini?” kataku menambah tangisanku. Isak
tangisku terdengar oleh Vhe dan Gea. “kenapa dia?” tanya Vhe dan Gea. “kamu
tidak salah mencintai dia tetapi kamu hanya belum beruntung mendapatkanya,”
hibur Ze. Ze berbisik kepada Gea dan Vhe atas semua ini. “sudahlah Dis, kenapa
harus menangis karena cinta?” hibur Gea. “iya, dia bukan sosok yang baik untuk
kamu. Banyak cowok yang mau sama kamu di luar sana. Bahkan lebih baik dari
Reza,” ungkap Vhe memberi semangat. Aku terharu dengan semuanya. Aku memeluk
erat tubuh ketiga sahabatku itu dengan penuh keikhlasan dan aku tau dia
bukanlah untukku.
6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Cerita ini adalah cerita atau parasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi tetapi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, serta relatif pendek).
Cerita ini adalah cerita atau parasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi tetapi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, serta relatif pendek).
B. SARAN
Adapun saran yang penulis berikan ialah :
Adapun saran yang penulis berikan ialah :
Agar para pembaca dapat memahami isi cerpen.
7
DAFTAR PUSTAKA
http://www.anekaremaja.com/2012/01/cerpen-cinta-dia-bukan-untukku.html